Enam Tradisi Kebiri Paling Mengerikan di Dunia

Pengebirian atau dikenal juga sebagai gonadectomy adalah prosedur pemotongan genital guna menghilangkan fungsi biologis. Biasanya tindakan ini dimaksudkan sebagai hukuman terhadap pelaku kejahatan atau orang-orang yang dianggap melanggar hukum. Bisa juga dilakukan sebagai prosedur pengobatan kanker prostat. Pengobatan dengan mengurangi atau menghilangkan asupan hormon testosteron baik secara kimia ataupun bedah dilakukan untuk memperlambat perkembangan kanker.

Dalam perkembangannya praktek pengebirian sudah dilakukan manusia sudah dari jaman dulu. Sejarah pengebirian terjadi sudah lebih dari 4.000 tahun silam. Catatan yang ada menyebutkan, pengebirian yang dilakukan dengan sengaja berasal dari Kota Lagash di Sumeria (Asiria). Mereka yang dikebiri umumnya budak lelaki yang biasa disebut kasim atau dalam bahasa Inggris eunuch atau kehilangan kesuburan nya (castrated) karena perangkat biologis manusia untuk kepentingan pembuahan dipotong habis.

Kebiri jaman dahulu kadang kala dilakukan atas dasar alasan keagamaan atau sosial di budaya tertentu di Eropa, Timur Tengah, Asia Selatan, Afrika, dan Asia Timur. Setelah peperangan, pemenang biasanya mengebiri dengan memotong organ vital dan testis mayat prajurit yang telah dikalahkan sebagai tindakan simbolis "merampas" kekuatan dan keperkasaan mereka. Laki-laki yang dikebiri biasa disebut orang kasim, mereka akan dipekerjakan dan diterima pada kelas sosial istimewa dan biasanya menjadi pegawai birokrasi atau pengurus rumah tanga istana. 


Praktik kebiri kasim di China

Enam Tradisi Kebiri Paling Mengerikan di Dunia

Pengebirian kasim merupakan bagian dari tradisi di China kuno. Praktik ini dijalankan selama beberapa dinasti. Saat itu, pengebirian adalah syarat untuk mendapatkan pekerjaan di istana sebagai kasim. Sebab seorang kasim kadang bisa memperoleh kekuasaan yang besar di dalam istana. Kasim akan mendapat kepercayaan besar dari kaisar karena kemungkinan besar mereka tidak akan tergoda untuk merebut kekuasaan dan memulai sebuah dinasti.

Ada dua cara untuk melakukan pengebirian pada calon kasim. Teknik pertama adalah dengan melakukan proses kebiri saat seseorang sudah dewasa. Cara kedua adalah dengan melakukan kebiri saat calon kasim masih anak-anak. Area genital dijepit setidaknya tiga kali sehari hingga pertumbuhannya terhambat. Dengan cara ini, bocah lelaki yang dikebiri akan memiliki karakteristik feminin seperti suara kecil dan tidak adanya jakun.

Praktik Kebiri Castrato di gereja-gereja Eropa

Enam Tradisi Kebiri Paling Mengerikan di Dunia

Sampai abad 19, di Eropa masih terdapat praktik castratism pada anak-anak di bawah umur. Ini adalah praktik pengebirian terhadap para penyanyi pria saat mereka belum mencapai pubertas. Tujuannya adalah untuk mempertahankan kualitas suara penyanyi. Pasalnya para musisi ini biasanya kesulitan untuk menyanyikan nada-nada tinggi begitu memasuki usia remaja.

Para penyanyi yang menjalani castratism disebut castrato. Castrato sering dijumpai sampai abad 18, karena pada masa itu wanita masih dilarang bernyanyi di gereja. Praktik ini mulai memudar pada awal abad 19. Menurut Alessandro Moreschi and the World of the Castrato, castrato terakhir yang suaranya didokumentasikan adalah Alessandro Moreschi. Dia bertugas sebagai penyanyi di paduan suara Kapel Sistina. Moreschi meninggal pada tahun 1922.

Tradisi Kebiri sukarela sekte Cybele

Enam Tradisi Kebiri Paling Mengerikan di Dunia

Yang satu ini lebih miris lagi, pasalnya para pengikut sekte Cybele dari masa Romawi kuno melakukan kebiri terhadap diri sendiri secara sukarela. Menurut buku On Roman Time karya Salzman, setiap tanggal 24 Maret anggota sekte ini merayakan Dies sanguinis atau 'hari Darah'. 

Pada hari tersebut para pemuja Cybele dan Attis mempersembahkan darah mereka sendiri. Beberapa bahkan melakukan pengebirian terhadap diri sendiri. Praktik pengebirian ini umunya dilakukan oleh warga Galli. Pada tahun 101 SM, pemerintah Romawi melarang praktik kebiri ini dan memerintahkan pengorbanan hewan sebagai gantinya.

Praktik kebiri naesi di Kerajaan Korea

Enam Tradisi Kebiri Paling Mengerikan di Dunia

Naesi, kasim dari Korea zaman kerajaan juga mengalami pengebirian. Pelayan anggota kerajaan dan pejabat negara ini mulai dikenal pada masa Dinasti Goryeo. Pada tahun 1392 ketika Dinasti Joseon berkuasa, para naesi berada dalam naungan satu departemen khusus dan terdiri dari dua tingkatan golongan, yaitu sangseon dan naegwan.

Menurut buku Children in Slavery Through the Ages, legenda mengatakan kalau proses kebiri para naesi dilakukan dengan cara meruapi alat kelamin anak laki-laki dengan kotoran manusia dan menyuruh anjing untuk menggigitnya. Pada masa Dinasti Yuan, kasim menjadi komoditas yang diinginkan untuk upeti, dan gigitan anjing digantikan dengan teknik bedah yang lebih canggih.

Tradisi Kebiri sukarela sekte Skoptsy

Enam Tradisi Kebiri Paling Mengerikan di Dunia

Skoptsy merupakan sebuah sekte sekretif pada masa pemerintahan Tsar Rusia. Nama Skoptsy berasal dari istilah kuno Rusia 'skopets' yang berarti 'dia yang dikebiri'. Sekte ini dikenal karena praktik pengebirian secara sukarela yang dilakukan oleh anggota pria maupun wanita.

Orang-orang Skoptsy percaya bahwa setelah pengusiran dari Taman Eden, Adam dan Hawa memiliki bagian dari buah terlarang yang dicangkokkan ke tubuh mereka, yaitu testis dan payudara. Dengan penghapusan organ-organ seksual tersebut, mereka beranggapan kalau manusia akan terhindar dari dosa berupa nafsu.

Gerakan ini muncul pada akhir abad 18. Namun keberadaannya ditentang oleh pihak kerajaan dan kemudian pemerintah Uni Soviet. Setelah abad 20, gerakan sekte ini tak lagi terdengar.

Pengebirian kasim di Vietnam

Enam Tradisi Kebiri Paling Mengerikan di Dunia

Kerajaan Vietnam kuno mengadopsi sistem kasim dan teknik pengebirian dari China. Pada masa itu, satu-satunya pria yang boleh tinggal di istana adalah raja. Menurut Vietnam Heritage Magazine, para kasim bertugas sebagai pelayan untuk anggota keluarga kerajaan yang wanita. Mereka menjalankan aktivitas yang umum dilakukan pelayan wanita, yaitu memijat, memakaikan riasan, dan mempersiapkan para selir sebelum berhubungan badan dengan raja.

Para kasim diharuskan menjalani proses kebiri untuk mencegah kemungkinan perselingkuhan dengan salah satu wanita di istana. Proses pengebirian dilakukan dengan memotong seluruh alat kelamin, termasuk penis dan testikel dengan pisau tajam. Sebelumnya sang calon kasim diikat di atas meja dan alat kelaminnya disterilkan dengan air merica. Setelah dipotong, sebuah tabung kemudian dimasukkan ke dalam uretra untuk memungkinkan buang air kecil selama penyembuhan.

0 komentar: