7 Kota Yang Berbahaya Di Dunia



Kemajuan industri dan pertambangan memang dapat meningkatkan perekonomian rakyat yang tinggal  di daerah sekitar industri. Namun disaat yang bersamaan kota tersebut juga bisa menjadi kota yang berbahaya bagi penduduknya. Berikut kota yang paling berbahaya di dunia.

1. Chernobyl, Ukraina


Awalnya chernobyl merupakan kota normal seperti kebanyakan kota di Ukraina. Namun pada malam hari tanggal 26 April 1986, ketika semua penduduk sedang terlelap, terjadi ledakan sangat dahsyat, yang mengubah hidup penduduk kota Chernobyl. Ledakan ini berasal dari pembangkit listrik tenaga nuklir yang ada di kota itu. Dalam hitungan detik, ledakan tersebut membumihanguskan kota tersebut dan melepaskan radio aktif 400 kali lebih besar daripada bom atom yang dijatuhkan di Hiroshima dan Nagashaki. 

Dampak ledakan ini bahkan sampai ke kepulauan Inggris. Bencana ini juga tercatat sebagai bencana buatan manusia terbesar sepanjang masa. 50 orang tewas pada saat tragedi tersebut, jumlah korban yang terkena dampak radiasi masih bervariasi. Organisasi kesehatan dunia WHO menyatakan korban radiasi sebanyak 9000 orang. Organisasi lingkungan hidup Green Peace mengklaim jumlah korban mencapai 93.000 orang. Mereka yang terkena radiasi mengalami berbagai penyakit mematikan, mulai dari Leukimia, kanker tiroid, hingga penyakit kardiovaskular. Selain itu, anak-anak chernobyl yang orang tuanya terkena radiasi terlahir cacat, ada yang cacat fisik, ada juga yang cacat mental. 

Setelah ledakan itu, kru darurat mengubur kompleks PLTN dengan beton besar guna membendung radiasi nuklir yang masih tersisa. Namun salah satu surat kabar Polandia melaporkan konstruksi bangunan tersebut sudah mengalami kerusakan. Beberapa beton ditemukan berlubang memungkinkan tikus untuk keluar masuk dari gedung tersebut. Hal ini sangat membahayakan, karena radiasi bisa menyebar lagi dan membahayakan Eropa.

Meskipun pemerintah sudah menyuruh penduduk untuk meninggalkan kota Chernobyl, namun masih ada yang tidak mau pergi dari kota maut itu. Mereka memilih mati terkena radiasi daripada mengungsi ke kota yang tidak mereka kenal. Hingga kini pemerintah Ukraina dan Federasi Rusia masih mengeluarkan biaya untuk membayar tunjangan kepada 7 juta orang yang terkena dampak bencana Chernobyl ini. 5-7 persen pengeluaran tahunan Ukraina, masih dianggarkan untuk membiayai bencana Chernobyl.

2. Linfen, Tiongkok


Kota yang mematikan lainnya ada di Tiongkok. Kota Linfen mendapatkan predikat sebagai kota paling tercemar di dunia menurut majalah Times. Tiga juta penduduk kota itu harus ternggangu karena batu bara dan polutan setiap harinya. Ada tambang batu bara sepanjang 19 km, dengan produksi 50 juta ton batu bara pertahun diperbukitan Chensi, dekat kota Linfen. Setiap harinya ratusan penduduk dirawat di rumah sakit karena masalah pernafasan, seperti paru-paru hitam, bronkitis kronis dan asma. Beberapa penyakit bahkan lebih parah, yaitu pneumonia dan kanker paru-paru. Anak-anak disini juga memiliki tingkat keracunan timbal yang tinggi. Pagi, siang maupun sore tidak pernah ditemukan udara bersih di kota ini. Sejauh mata memandang, hanya ada kabut asap polusi yang kita lihat menghiasi kehidupan kota ini. Lebih parahnya, jika kita menjemur pakaian diluar rumah, maka ketika kering akan  berubah warna menjadi lebih hitam karena udara yang kotor.

3. La Oroya, Peru


Di Peru ada sebuah kota yang dinyatakan berbahaya karena tingkat polusi yang cukup tinggi. 35.000 orang dinyatakan sudah tercemari oleh limbah timbal, seng, tembaga dan belerang dioksida. 99% anak-anak dikota ini memiliki darah yang sudah tercemari oleh bahan kimia tingkat tinggi. Kebanyakan anak yang lahir di daerah itu tidak berhasil melewati usia 6 tahun. 

Tidak hanya udara dan tanah saja yang tercemar, di Kota La Oroya sering terjadi hujan asam yang disebabkan oleh belerang dioksida yang menumpuk di atmosfir. Hujan asam ini sering menghancurkan tanaman penduduk yang tadinya bergantung pada lahan pertanian mereka. Pencemaran ini berasal dari pertambangan dan pengolahan logam yang ada dikota ini. Sebuah perusahaan pertambangan ini berasal dari Amerika yang bernama Doran berdiri disini sejak 1922, mereka menguras hasil bumi yang paling berharga di La Oroya, namun tidak bertanggung jawab atas limbah yang dihasilkan oleh pabrik pengolahan logam yang telah dikuras tersebut. 

Setelah puluhan tahun, pemerintah mendesak perusahaan ini untuk melakukan pembersihan limbah yang mencemari kota La Oroya. Alih-alih membersihkan kota, pemilik perusahaan itu malah memakai keuntungan perusahaan dengan membangun rumah-rumah megah di Amerika Serikat. Rumahnya menjadi salah satu dari lima rumah termegah di dunia yang harganya mencapai 3,5 trilyun rupiah ini terletak di tepi pantai. Rumah ini memiliki 29 kamar mewah, 39 kamar mandi, 3 kolam renang dan memiliki pembangkit listrik sendiri.

4. Dzerzhinsk, Rusia


Penduduk di kota Dzerzhinsk tidak lagi bermimpi untuk hidup sampai usia lanjut, karena rata-rata harapan hidup sampai usia lanjut di kota ini cukup rendah. Laki-laki biasanya meninggal ada usia 43 tahun, sedangkan wanita 47 tahun. Penyebab rendahnya harapan hidup di kota ini berasal dari 300.000 ton limbah kimia yang dibuang ke kota ini. Kota yang sempat memegang rekor kota paling tercemar di dunia. Selain itu kota ini pernah menjadi pusat pembuatan senjata Uni Soviet pada tahun 1930. Sisa-sisa pembuatan senjata inilah yang mencemari kota Dzerzhinsk. Air tanah terkontaminasi dengan sekitar 200 bahan kimia yang berpotensi mematikan. Beberapa neurotopsin paling berbahaya juga memenuhi perairan mereka. Pada tahun 2003, angka kematian di kota ini mencapai 260% melampaui angka kelahiran. Tidak ada yang bisa menyelamatkan kota ini, beberapa penduduk memilih meninggalkan kota daripada hidup dalam waktu yang singkat.


5. Kabwe, Zambia 


Kota Kabwe pernah berjaya pada abad ke 20 ketika timah ditemukan di dekat kota tersebut. Semua penduduk datang ke kota ini untuk menambang timah. Tidak hanya penduduk saja, beberapa perusahaan berusaha meraup keuntungan dari kekayaan Kabwe. Namun tidak satupun yang memperhatikan bagaimana logam ini bisa membahayakan dan mempengaruhi kesehatan penduduknya. Setelah lebih dari 100 tahun kegiatan penambangan ini berlangsung, Kabwe menjadi salah satu kota tercemar di dunia. 225.00 orang berpotensi terkontaminasi timbal termasuk anak-anak. 

Kandungan timbal dan timah anak-anak di kota ini berjumlah 5-10 kali kadar yang dianggap aman. Tidak hanya kesehatan penduduk, tanah disanapun terkontaminasi sehingga tidak ada satupun tanaman yang hidup disana. Perekonomian rakyatnya pun semakin terpuruk, beberapa warga yang masih tinggal di Kabwe terpaksa kembali lagi ke pertambangan meskipun dilarang. Mereka harus menambang timah  secara tradisional demi menyambung kelangsungan hidup. Meskipun berbahaya, mereka tetap melakukan penambangan itu, karena mereka sudah mengetahui jika badan mereka sudah terkontaminasi timah tersebut.

6. Sumgayit, Azerbaijan


Kota Sumgayit merupakan kota terbesar ketiga di Azerbaijan, dengan populasi sekitar 300.00 orang. Kota ini didirikan pada tahun 1949 dan menjadi pusat industri yang memiliki lebih dari 40 pabrik manufaktur bahan kimia industri dan pertanian. Setiap hari pabrik ini beroperasi penuh, dan menghasilkan 70 hingga 120.000 ton emisi setiap tahunnya. Tidak hanya emisi yang mencemari udara, limbah pabrik juga mengotori laut Kaspia yang dekat dengan pemukiman penduduk. Keadaan ini membuat penduduk sekitar beresiko terjangkit kanker tingkat tinggi. 51% penduduk berpotensi mengidap kanker, 8% orang meninggal akibat kanker ganas. Yang lebih parah lagi, Sumgayit terkenal sebagai kuburan bayi. Sebagian besar bayi lahir dengan kelainan fisik yang parah dan cacat mental. Beberapa orang tua yang tidak sanggup melihat keadaan anaknya akhirnya membunuh anaknya sendiri. Beberapa ana meninggal di usia dini karena tidak bisa bertahan. Sekarang ini sebagian besar pabrik sudah ditutup, namun tetap saja polutan masih ada. Tak hanya itu saja, setiap hari penduduk harus bersentuhan dengan logam berat bahan kimia dan racun dengan tingkat kematian 50%.

7. Sukinda, India


Di India ada sebuah kota yang kaya akan biji kromit, yaitu kota Sukinda. 97% pasokan biji krom di India berasal dari kota ini. 12 tambang terbuka terus beroperasi di wilayah tanpa ada rencana pengelolaan lingkungan dan lebih dari 30 juta limbah batuan tersebar di daerah sekitar. Limbah itu bahkan menyebar ke sungai Brahmani, yang merupakan sungai penting di kota tersebut. Tidak hanya sungai, air tanah pun sudah tercemar. 70% air tanah di kota ini mengandung hexavalenkromium yang berbahaya bagi kesehatan. 2,6 juta penduduk beresiko terkena penyakit kanker, bisul hidung, flu dan masalah pernafasan. 85% kematian penduduk kota ini dihubungkan dengan aktifitas pertambangan yang berlangsung.

Inilah kota-kota yang berbahaya di dunia. Semoga hal ini menjadi pelajaran penting bagi kota-kota industri dan kota besar di Indonesia untuk lebih memperhatikan kelangsungan ekosistem dibandingkan kekayaan.

0 komentar: