Kenang Sang Istri, Pria Ini Bikin Replika Taj Mahal Senilai Rp 2,4 Triliun
Taj Mahal merupakan bangunan bersejarah yang dibangun oleh raja dari kerajaan Mughal, Shah Jahan untuk mengenang sekaligus menjadi makam istri tercintanya, Muntaz Mahal. Latar belakang kisah cinta demikianlah yang kemudian mendorong seorang pria di India melakukan hal serupa dengan membuat replika Taj Mahal untuk istrinya yang telah tiada.
Faizul Hasan Quadri telah menghabiskan waktu selama 3 tahun untuk memulai membangun Taj Mahal miliknya di desa Kaser Kalan, Uttar Pradesh, India. Faizul mendedikasikan bangunan mini Taj Mahalnya tersebut untuk istrinya, Tajamuli yang telah menemaninya selama 53 tahun sebelum akhirnya meninggal karena kanker leher.
Selain rasa cintanya kepada sang istri, alasan tak memiliki keturunan pun membuat Faizul yakin untuk membangun replika bangunan yang ada di kota Agra itu. Dengan mini Taj Mahalnya, Faizul ingin cintanya dan Tajamuli dikenang abadi seperti kisah cinta Raja Shah Jahan dan Permaisuri Muntaz Mahal.
Sementara itu, untuk membangun replika Taj Mahalnya, kakek yang telah berusia 80 tahun itu menghabiskan lebih dari 110.000 poundsterling atau sekitar Rp 2,4 triliun untuk mendirikan bangunan tersebut. Faizul menghabiskan seluruh tabungan yang dimilikinya serta menjual semua perhiasan milik mendiang istrinya untuk membangun mini Taj Mahalnya.
"Aku menjual tanah yang kumiliki sebesar Rp 1,3 triliun dan perhiasan milik istriku senilai Rp 333 miliar," ujar Faizul. "Tapi sekarang aku membutuhkan Rp 1,2 triliun tambahan untuk membeli marmer dan membangun taman hijau di sekitar bangunan."
Setelah istrinya tiada, Faizul memakamkannya di sebidang tanah miliknya yang kemudian kini dibangun mini Taj Mahal di atasnya. Sebuah kubah kemudian dibangun dengan empat menara di sekitar bangunan yang tingginya kurang lebih 27 kaki.
Saat ini, Faizul masih berusaha untuk merampungkan bangunan untuk istrinya itu dengan kemampuan ekonominya sendiri, meskipun harga mamer yang diinginkannya melonjak tinggi. Bantuan dari pemerintah serta warga setempat pun telah ditolaknya.
"Saya lebih senang pemerintah membuat desa kami dikenal sebagai desa pendidikan," kata Faizul. "Orang-orang datang ke sini melihat monumen, dan aku senang orang akan mengingat ini sebagai hadiah dariku untuk istriku
About author: jejeeliu
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar: